Jumat, 10 September 2021

Algoritme Konten Netflix dan TikTok, Merusak Otak?

Post oleh : braneda | Rilis : 14.12 | Series :

Netflix sebagai penyedia hiburan film dan drama serta Tiktok penyedia video pendek banyak diminati oleh masyarakat. Konten konten hiburan berlimpah ruah ada dalam konten konten mereka, yang tentu sangat menarik dan banyak menyita waktu dan perhatian pengguna media digital.

Pendiri aplikasi pesan Telegram, Pavel Durov, mengkritik konten yang disediakan aplikasi seperti Netflix dan TikTok. Menurutnya, algoritme platform-platform tersebut setiap hari memberikan rekomendasi yang membanjiri pengguna dengan hiburan digital, yang dinilainya tidak relevan dengan fakta. “Hal itu secara serius mengancam ‘kebebasan kreatif’ orang. Pikiran adalah alat kita yang paling kuat,”

Menurut Durov , banyak orang yang lebih suka memberi makan pikirannya bukan dengan peristiwa yang nyata, tapi dengan serial di Netflix dan video di TikTok. Dia menekankan bahwa pada tingkat yang dalam otak tidak dapat membedakan fiksi dari kenyataan. Akibatnya, banyak hiburan digital membuat alam bawah sadar sibuk menghasilkan solusi untuk masalah yang tidak ada. 

Padahal seharusnya, otak harus menghasilkan ide bahkan ketika beristirahat, jadi terkadang bisa menemukan solusi untuk masalah yang sulit setelah istirahat malam. Namun, saat yang sama, keadaan mental orang tergantung pada kualitas informasi yang mereka proses, itulah sebabnya pentingnya memberi makan pikiran dengan "fakta nyata”.

Untuk menjadi kreatif dan produktif, Durov berujar, pertama harus membersihkan pikiran dari konten yang tidak relevan. “Penting bagi kita untuk mendapatkan kembali kendali atas pikiran kita, untuk mencapai kebebasan kreatif,”

Tentu kalau kita cermati, sebenarnya tidak hanya Netflix dan Tiktok saja yang meracuni otak dengan informasi fiktif kurang bermanfaat. Sinetron televisi, game online, penggunaan medsos dan lainnya juga memberikan andil merusak cara kerja ideal otak kita. Untuk itu, marilah kita bijak dalam menggunakan media media yang ada, agar otak dan pikiran kita tetap dibawah kendali kita untuk mendapatkan banyak manfaat untuk kebaikan kita dan lingkungan sekitar kita.

Disadur dengan perubahan dari tempo.co

google+

linkedin

Komentar baru tidak diizinkan.